Kuta, Bali – Menyambut lonjakan wisatawan domestik dan mancanegara pada pertengahan tahun 2025, pihak kepolisian dan pemerintah daerah Bali mengambil langkah tegas dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengunjung di kawasan wisata Kuta. Kawasan yang dikenal sebagai ikon pariwisata Bali ini kini dipantau lebih ketat oleh personel gabungan, termasuk patroli malam, pemasangan CCTV tambahan, dan peningkatan pengawasan terhadap aktivitas ilegal.
Patroli Gabungan 24 Jam
Polda Bali bersama Polsek Kuta mengaktifkan kembali program patroli terpadu 24 jam di area publik seperti Pantai Kuta, Jalan Legian, Jalan Poppies, dan kawasan Ground Zero. Langkah ini merupakan respons terhadap laporan meningkatnya kejadian pencopetan, pelecehan ringan, dan penipuan terhadap wisatawan selama dua bulan terakhir.
“Dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat, prioritas kami adalah menjaga rasa aman. Kami juga mendorong pelaku usaha dan masyarakat sekitar untuk turut aktif dalam menjaga kondusivitas lingkungan,” ujar Kombes Pol I Made Arya, Kabid Humas Polda Bali.
Teknologi dan Kamera Pemantau
Pemerintah Kota Denpasar bekerja sama dengan pihak swasta menambah 50 unit kamera CCTV berteknologi AI di berbagai titik strategis. Kamera ini dilengkapi fitur pendeteksi kerumunan dan aktivitas mencurigakan, serta terhubung langsung ke command center kepolisian.
“Pemanfaatan teknologi menjadi kunci pengawasan yang lebih responsif. Kami menargetkan seluruh kawasan Kuta terkoneksi penuh secara digital pada akhir tahun,” kata Kadis Kominfo Bali, Putu Mahendra.
Edukasi dan Pos Layanan Wisata
Selain pengamanan fisik, disediakan pula Posko Layanan Wisatawan di area Pantai Kuta dan Legian, yang berfungsi memberikan informasi, penanganan cepat terhadap aduan wisatawan, serta koordinasi evakuasi jika terjadi gangguan keamanan atau cuaca ekstrem.
Dinas Pariwisata Bali juga mengedarkan panduan keselamatan multibahasa yang dibagikan melalui brosur dan QR code di hotel, bandara, dan tempat hiburan.
Penertiban Oknum dan Usaha Tidak Resmi
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) melakukan razia berkala terhadap pedagang liar, oknum penyedia jasa tanpa izin, serta praktik tidak sehat dalam penyewaan motor dan akomodasi. Sejumlah usaha nonformal yang kedapatan melanggar peraturan daerah langsung diberi teguran atau penutupan sementara.
“Kami ingin memastikan bahwa wisatawan hanya berinteraksi dengan pelaku usaha yang legal dan terdaftar. Ini penting untuk menjaga kepercayaan wisatawan dan nama baik Bali,” ujar Wayan Gunarta, Kepala Satpol PP Bali.
Dukungan Komunitas dan Dunia Usaha
Pihak pengelola hotel, restoran, hingga klub malam turut mendukung program keamanan ini dengan meningkatkan standar keamanan internal, seperti penggunaan kartu akses, pengecekan identitas pengunjung, serta pelatihan penanganan insiden kepada staf.
“Bagi kami, keamanan adalah bagian dari pelayanan utama. Kerja sama dengan pihak kepolisian sangat membantu menjaga reputasi usaha kami,” ujar Gusti Ayu, manajer salah satu hotel bintang empat di Kuta.
Menuju Pariwisata Aman dan Berkelanjutan
Dengan pendekatan kolaboratif antara aparat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha, kawasan Kuta diharapkan menjadi zona wisata yang aman, nyaman, dan bebas dari keresahan, sekaligus menciptakan pengalaman positif bagi para pelancong.
Pemerintah Bali menegaskan bahwa keberhasilan pariwisata Bali bukan hanya soal kunjungan, tetapi juga soal kualitas pengalaman. “Kepuasan wisatawan adalah investasi jangka panjang. Maka, keamanan menjadi prioritas utama dalam strategi pemulihan dan keberlanjutan sektor pariwisata kita,” tegas Gubernur Bali, I Wayan Merta.
Baca: Konflik Lahan dan Sosial Komunitas Balik Pembangunan Pariwisata Bali