Percobaan Shuttle Bus Listrik di Sanur Mendapat Respons Positif

Percobaan Shuttle Bus Listrik di Sanur Mendapat Respons Positif

Denpasar, Agustus 2025 – Pemkot Denpasar resmi meluncurkan uji coba layanan shuttle bus listrik di kawasan wisata Sanur sejak 1 Agustus. Bus ini disediakan secara gratis dan bertujuan mengurai kemacetan dengan moda transportasi ramah lingkungan.

Bus listrik berkelir merah-putih-hitam ini hanya memiliki atap tanpa dinding, sehingga penumpang bisa menikmati angin tropis—meski terpapar matahari siang. Bagian sopir tetap tertutup layaknya kendaraan pada umumnya.

Desain terbuka membuat shuttle bus ini menarik turis asing. Di Pantai Mertasari, banyak wisatawan terlihat antre untuk mencoba layanan ini, sekaligus mengurangi beban berjalan kaki.

“Saya sering jalan-jalan di Sanur dan begitu lihat shuttle lewat, langsung naik. Ini pengalaman baru dan luar biasa,” kata Sue, turis asal Australia yang telah mencoba bus ini lima kali.

Layanan ini menghubungkan titik penting di Sanur—Pantai Mertasari, Pasar Sindu, Icon Mall, hingga kawasan Medical Tourism Zone—menambah kemudahan mobilitas wisatawan dan warga.

Bus ini diharapkan menjadi solusi alternatif kendaraan untuk wisatawan menuju restoran, toko, atau spot wisata, sekaligus menggantikan kendaraan pribadi yang memperparah kemacetan.

Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menyebutkan bahwa enam shuttle bus listrik akan ditempatkan di kantong parkir sepanjang Jalan Danau Tamblingan. Armadanya nanti bisa bertambah hingga 10–14 penumpang per unit.

Dinas Perhubungan sedang menyiapkan pendukung operasional, termasuk kantong parkir, rambu, serta SPKLU untuk stasiun pengisian daya. Setiap bus dijadwalkan berjalan tiap 10 menit.

Gubernur Bali, Wayan Koster, menyatakan dukungannya untuk program ini, menyebutnya sebagai implementasi nyata Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih.

Menjadi bagian dari transformasi Sanur menuju destinasi pariwisata berkelanjutan, shuttle ini juga menyiapkan fondasi transportasi publik ke depan—terutama mendukung perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus Medical Tourism.

Respons positif dari turis seperti Sue dan Bruce mencerminkan kebutuhan moda transportasi praktis, murah, dan bersih sebagai alternatif ideal di kawasan wisata padat.
Kendati demikian, ada catatan bahwa jika layanan berbayar nantinya, pemerintah perlu mempermudah akses pembayaran dengan kartu tap elektronik untuk wisatawan agar tetap nyaman.

Jika uji coba berjalan lancar, layanan shuttle bus listrik ini bukan hanya akan mengurangi kemacetan, tetapi juga menginspirasi pengembangan transportasi publik rendah emisi lainnya di Bali.

Baca: Apel Peringatan HUT ke-67 Provinsi Bali di Denpasar