Kuta, Bali – Salah satu ikon wisata paling populer di Bali, Pantai Kuta, kini menghadapi tantangan serius. Keindahan pantai yang dulunya dikenal dengan pasir putih dan ombak yang menarik peselancar dari seluruh dunia itu, mulai memudar akibat penurunan kualitas lingkungan yang signifikan, terutama selama musim liburan pertengahan tahun 2025.
Kondisi ini memicu kekhawatiran dari warga lokal, pelaku pariwisata, dan wisatawan, serta memunculkan urgensi bagi pemerintah daerah untuk mengambil langkah nyata.
Sampah Laut Meningkat, Citra Kuta Terancam
Menurut laporan dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kabupaten Badung, dalam rentang Juni hingga Agustus 2025, volume sampah yang berhasil diangkut dari Pantai Kuta mencapai lebih dari 70 ton. Sampah tersebut didominasi oleh plastik sekali pakai, sisa makanan, dan limbah domestik yang terbawa arus laut.
“Kami mendeteksi peningkatan volume sampah saat gelombang tinggi dan hujan deras mengguyur wilayah hulu. Limbah dari sungai-sungai besar mengalir ke laut dan berakhir di bibir pantai,” ujar I Made Wirana, Kepala DLH Badung.
Selain sampah domestik, para relawan menemukan jejak limbah industri ringan seperti botol oli, styrofoam, dan sisa kemasan makanan instan.
Wisatawan Keluhkan Pengalaman Tak Nyaman
Wisatawan asing maupun lokal mulai menyuarakan kekecewaannya di media sosial. Tagar seperti #SaveKutaBeach dan #KeepBaliClean menjadi tren, menandai kekhawatiran terhadap penurunan mutu wisata pantai Bali.
“Ini pertama kalinya saya ke Bali, dan saya terkejut melihat pantainya tidak seindah di foto. Banyak sampah di pinggir air dan baunya tidak sedap,” ujar Laura, turis asal Jerman, saat ditemui di kawasan Beachwalk Kuta.
Beberapa operator tur dan hotel di sekitar lokasi bahkan mengaku harus memberikan kompensasi atau relokasi tamu karena kondisi pantai yang tidak sesuai ekspektasi.
Komunitas Lokal Bergerak
Melihat situasi ini, sejumlah komunitas lingkungan dan warga lokal mengambil inisiatif. Aksi bersih pantai mingguan yang dilakukan oleh komunitas “Kuta Bersih” telah menjadi kegiatan rutin setiap hari Minggu pagi, mengajak relawan dan wisatawan untuk ikut serta.
“Kami tidak ingin hanya mengeluh. Kami ingin bertindak. Pantai ini rumah kami,” kata Gede Arimbawa, pendiri komunitas yang terdiri dari pemuda-pemuda lokal dan pekerja pariwisata.
Mereka juga menyebarkan edukasi melalui media sosial, selebaran di penginapan murah, dan workshop untuk pelaku usaha kecil di sekitar pantai tentang pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Tanggapan Pemerintah dan Rencana Penanggulangan
Pemerintah Provinsi Bali mengakui kondisi ini sebagai peringatan serius. Dalam konferensi pers yang digelar awal Agustus 2025, Gubernur Bali menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat.
“Kami segera menyiapkan regulasi baru untuk membatasi penggunaan plastik sekali pakai di zona wisata pantai serta memperketat pengelolaan limbah sungai,” ujar Gubernur I Wayan Adika.
Langkah konkret lainnya meliputi:
- Pembangunan sistem saringan sampah di muara sungai.
- Penambahan armada pembersih pantai otomatis.
- Penerapan denda bagi pelaku usaha yang tidak memiliki sistem pengelolaan sampah.
Dampak Jangka Panjang Terhadap Pariwisata
Jika tidak segera ditangani, penurunan kualitas pantai dapat berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan dan kerugian ekonomi jangka panjang. Pantai menjadi daya tarik utama Bali, dan persepsi buruk terhadap kebersihan dapat mengganggu upaya pemulihan sektor pariwisata pasca-pandemi.
“Wisatawan bisa memilih negara lain di Asia Tenggara. Kita tidak boleh lengah hanya karena masih ramai saat ini,” ujar Ni Luh Ayu, dosen pariwisata Universitas Udayana.
Menuju Pariwisata Berkelanjutan
Kondisi ini menjadi pengingat bahwa pertumbuhan pariwisata harus dibarengi dengan tanggung jawab terhadap lingkungan. Bali, yang kerap dijadikan model pariwisata tropis dunia, ditantang untuk menjaga keseimbangan antara ekonomi dan ekologi.
Dengan kerja sama semua pihak, Pantai Kuta dan kawasan sekitarnya masih memiliki harapan untuk pulih dan kembali menjadi simbol keindahan Bali.
Baca: Maraknya Kasus Penipuan Rental Motor di Bali Wisatawan Diminta Waspada