Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Siswa Wujudkan Generasi Sehat Merata

Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Siswa Wujudkan Generasi Sehat Merata

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah-sekolah secara nasional mulai Agustus 2025, menyasar lebih dari 53 juta siswa dari SD hingga SMA, termasuk madrasah dan sekolah rakyat. Program ini dilakukan di lebih dari 282.000 lembaga pendidikan, sebagai bagian dari visi “Quick Win” Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan layanan kesehatan berkualitas dan merata bagi anak-anak bangsa.

Setiap jenjang pendidikan mendapatkan paket skrining yang disesuaikan: siswa SD menjalani sekitar 13 jenis pemeriksaan, seperti status gizi, mata, gigi, telinga, tekanan darah, gula darah, TBC, serta imunisasi dan deteksi merokok untuk kelas atas; siswa SMP dan SMA mendapatkan tambahan pemeriksaan lanjutan seperti anemia, talasemia, hepatitis, kesehatan reproduksi, hingga kesehatan mental.

CKG menjadi skrining kesehatan terbesar dalam sejarah pendidikan nasional. Program ini melaksanakan hingga 280 juta pemeriksaan, dilakukan secara serentak di sekolah dan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, untuk menjangkau siswa secara sistematis dan efektif.

Di SD Prestasi Global, Depok, peluncuran program diperiksa langsung oleh Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono. Ia menyebut CKG sebagai aksi nyata mendukung generasi sehat dan bagian dari program prioritas pemerintah. Sementara itu, Menko PMK Pratikno juga menekankan bahwa kesehatan siswa adalah fondasi penting bagi generasi emas Indonesia.

Program ini juga diprioritaskan di wilayah terpencil, seperti Kabupaten Mentawai, dengan memanfaatkan ribuan Puskesmas yang tersebar hingga ke daerah desa. Pemerintah memastikan tidak ada hambatan akses layanan kesehatan, melalui koordinasi antar-lembaga lintas sektor.

Sejak Juli 2025, pelaksanaan dimulai pada Sekolah Rakyat, pesantren, dan sekolah dasar. Hasil sementara menunjukkan berbagai temuan kesehatan yang perlu tindakan lebih lanjut, seperti karies gigi, gangguan penglihatan, gizi buruk, anemia, prahipertensi, dan masalah kesehatan mental—yang sebagian besar sebelumnya tidak terdeteksi.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Prita Laura, menyampaikan bahwa dari 14 siswa yang diperiksa, 9 di antaranya memiliki gangguan penglihatan. Pemerintah daerah menerapkan sistem peta zona merah, kuning, dan hijau untuk setiap sekolah, agar intervensi bisa lebih tepat sasaran.

Pemeriksaan dilakukan tanpa mengganggu proses belajar—siswa cukup berada di sekolah, dan petugas kesehatan yang datang melakukan skrining secara langsung. Ini menjadi pendekatan preventif yang diharapkan membentuk pola hidup sehat sejak dini.

Secara umum, CKG di sekolah bukan hanya deteksi dini penyakit fisik seperti TB, anemia, dan hipertensi, tetapi juga perhatian terhadap kesehatan mental dan reproduksi. Ini menunjukkan pergeseran paradigma kesehatan: dari “berobat saat sakit” menjadi “cegah sejak awal.

Kolaborasi lintas kementerian (Kesehatan, Pendidikan, Agama, Sosial) dan pemangku kepentingan lokal memastikan penyelenggaraan program berjalan dengan lancar. CKG menjadi contoh solid dari sinergi kebijakan dalam mencetak generasi sehat dan unggul.

Jika dijalankan konsisten, program ini tak hanya meningkatkan kualitas kesehatan siswa saat ini, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang untuk produktivitas bangsa. Deteksi dini dapat meminimalkan beban penyakit di masa depan dan membangun generasi lebih siap dan berdaya saing.

Baca: Tim Menembak Denpasar Pasang Target 8 Medali Emas di Porprov Bali 2025