Meneguhkan Arah Tabanan Era Baru Tiga Pilar Bupati Sanjaya

Meneguhkan Arah Tabanan Era Baru Tiga Pilar Bupati Sanjaya

Tabanan, Maret 2025 — Pada Rapat Paripurna DPRD Tabanan (3 Maret), Bupati I Komang Gede Sanjaya dengan tegas menyampaikan visinya untuk periode 2025–2030: Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul, Madani (AUM). Ia menegaskan program ini bukan sekadar kelanjutan tapi lompatan besar untuk kesejahteraan masyarakat, menekankan bahwa implementasi bukan sekadar retorika, melainkan aksi nyata berbasis manfaat rakyat.

Visi ini tidak bergerak sendiri. DPRD Tabanan menyatakan dukungan penuh, memastikan sinergi antara eksekutif dan legislatif berjalan optimal. Ketua DPRD I Nyoman Arnawa menegaskan dukungan legislatif dalam fungsi budgeting, kontroling, dan legislasi. Semangat AUM diwariskan melalui Nangun Sat Kerthi Loka Bali dengan Pola Pembangunan Semesta Berencana.

Sejalan, Bupati Sanjaya kembali menegaskan bahwa visi AUM bukan sekadar slogan. Ia mengundang seluruh warga, seluruh komponen pemerintah, dan semua stakeholders untuk menjaga semangat persatuan (gotong royong) dalam membangun Tabanan Era Baru. Penegasan ini menjadi landasan strategi pembangunan di atas kearifan lokal yang inklusif.

Pemimpin daerah merasakan pentingnya fondasi ritual dalam meneguhkan visi tersebut. Dalam prosesi sakral Mejaya-Jaya di Pura Luhur Batukau, Bupati menegaskan kekuatan spiritual dan niat bersama membangun era baru daerah. Visi AUM dikokohkan oleh keseimbangan antara lahir dan niskala, untuk memastikan arah pembangunan membawa berkah dan berkelanjutan.

Visi tiga pilar—kesejahteraan ekonomi berbasis rakyat, pemerintahan bersih penuh pelayanan, pembangunan berakar budaya—merupakan strategi konkret untuk mencetak lompatan kebajikan pembangunan. Ekonomi desa dikuatkan melalui pengembangan BUMDes dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai lokomotif pertumbuhan lokal.

Visi Sanjaya bukan wacana kosong, tetapi rencana riil untuk menyelaraskan pembangunan fisik dan budaya. Pembenahan infrastruktur, peningkatan ekonomi desa, birokrasi bersih, serta pelestarian budaya menjadi titik pijakan penting dalam transformasi Tabanan. Dalam semua kesempatan, Sanjaya terus menegakkan bahwa AUM harus dirasakan rakyat—nyata dan merata.

Mahasiswa dan peneliti mengkaji wacana AUM sebagai strategi pembangunan simbolik, memperkaya diskursus sosial-politik lokal. Namun bagi rakyat—visi ini berarti keadilan, kesejahteraan, dan harapan baru untuk Tabanan yang bangkit bersama.

Baca: Gubernur Bali Siapkan Bantuan Infrastruktur Besar untuk Tabanan