Kunjungan Wisman Naik Sambut Kuta yang Ramai

Kunjungan Wisman Naik Sambut Kuta yang Ramai

Kuta kembali menunjukkan pesonanya sebagai destinasi wisata unggulan di Bali dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung pada pertengahan tahun 2025. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Bali, terjadi lonjakan sebesar 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama berasal dari pasar Australia, India, dan Eropa.

Pantai Kuta menjadi magnet utama bagi para wisman yang merindukan suasana tropis dengan ombak yang ideal untuk berselancar. Peningkatan jumlah wisatawan terlihat jelas dari padatnya kawasan Jalan Pantai Kuta dan Legian yang dipenuhi oleh turis asing sejak pagi hingga malam. Para pelaku usaha lokal mulai dari hotel, restoran, hingga penyedia jasa transportasi juga ikut merasakan dampak positif.

Kepala Dinas Pariwisata Badung, I Nyoman Suardana, menjelaskan bahwa lonjakan kunjungan wisman ini didorong oleh promosi intensif dan meningkatnya kepercayaan turis terhadap keamanan Bali. “Tahun ini kami bekerja sama dengan berbagai maskapai internasional untuk membuka rute baru dan menambah frekuensi penerbangan, sehingga akses ke Bali semakin mudah,” ujarnya.

Selain faktor akses, perbaikan infrastruktur pariwisata juga berperan besar. Pemerintah daerah baru saja menyelesaikan revitalisasi area pedestrian di sekitar Pantai Kuta, membuat kawasan tersebut lebih ramah pejalan kaki dan keluarga. Penataan ulang ini mendapatkan apresiasi dari wisatawan yang merasa lebih nyaman berjalan-jalan di area wisata utama.

Pelaku usaha hotel di Kuta juga mengonfirmasi peningkatan okupansi kamar yang signifikan. Rata-rata tingkat hunian hotel mencapai 85 persen selama bulan Juli dan Agustus, angka tertinggi sejak pandemi berakhir. Beberapa hotel bahkan sudah penuh dipesan hingga akhir tahun, khususnya yang menawarkan paket liburan keluarga dan layanan premium.

Wisatawan asal Australia mendominasi kunjungan kali ini, disusul oleh turis dari Eropa Barat seperti Jerman dan Prancis. Fenomena ini didorong oleh liburan musim panas di negara-negara tersebut, di mana Bali menjadi pilihan favorit karena kombinasi pantai yang indah, budaya unik, dan biaya hidup yang relatif terjangkau dibandingkan destinasi tropis lainnya.

Salah satu turis asal Melbourne, Sarah Williams, mengaku senang kembali ke Bali setelah lima tahun absen. “Pantai Kuta masih menjadi tempat favorit saya untuk berselancar dan bersantai. Perubahan infrastrukturnya terasa sekali, sekarang lebih tertata dan bersih,” ungkapnya sambil menikmati matahari terbenam di tepi pantai.

Tidak hanya pantai, pertunjukan seni dan festival budaya juga menjadi daya tarik tambahan. Dalam rangka menyambut lonjakan wisman, pemerintah daerah dan komunitas lokal menggelar acara kesenian seperti parade ogoh-ogoh mini, pentas tari kecak, dan pameran kuliner khas Bali di area Kuta Beachwalk. Acara ini sukses memikat wisatawan yang ingin merasakan budaya Bali lebih dekat.

Namun, lonjakan wisatawan juga membawa tantangan tersendiri. Kepadatan lalu lintas di area Kuta meningkat signifikan, terutama saat akhir pekan. Pemerintah daerah telah menyiapkan langkah antisipasi dengan mengoperasikan shuttle bus ramah lingkungan yang menghubungkan kawasan parkir terpadu dengan area wisata. Solusi ini diharapkan mampu mengurangi kemacetan dan polusi udara.

Masalah sampah juga menjadi sorotan utama. Dengan meningkatnya jumlah pengunjung, volume sampah harian di Pantai Kuta melonjak hingga 30 persen. Petugas kebersihan bekerja ekstra, dibantu oleh relawan dan komunitas pecinta lingkungan, untuk menjaga pantai tetap bersih. Program edukasi kepada wisatawan juga digencarkan agar mereka ikut bertanggung jawab menjaga kebersihan.

Peningkatan aktivitas ekonomi juga terlihat di sektor UMKM. Pedagang cenderamata, penyedia jasa pijat tradisional, hingga penyewaan papan selancar mengalami lonjakan permintaan. Beberapa di antaranya bahkan menggandakan pendapatan dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi ini memberi harapan bagi masyarakat lokal yang sempat terpukul akibat pandemi.

Pemerintah Provinsi Bali optimistis tren positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Target kunjungan wisman tahun 2025 ditetapkan mencapai 8 juta orang. Dengan tren pertumbuhan saat ini, target tersebut dinilai realistis, terutama jika promosi pariwisata digital dan kerja sama internasional terus ditingkatkan.

Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan bahwa pengelolaan pariwisata ke depan akan mengedepankan keberlanjutan. “Kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan kunjungan wisatawan tidak mengorbankan lingkungan dan budaya lokal. Pariwisata Bali harus membawa manfaat ekonomi sekaligus menjaga kelestarian alam,” tegasnya dalam konferensi pers di Denpasar.

Pihak maskapai penerbangan juga ikut merasakan dampak lonjakan wisatawan ini. Beberapa maskapai mencatat peningkatan pemesanan tiket hingga 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, mereka menambah jadwal penerbangan langsung dari kota-kota besar seperti Sydney, Tokyo, dan Singapura menuju Bandara Ngurah Rai.

Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, pelaku usaha diharapkan terus meningkatkan kualitas pelayanan. Wisatawan masa kini cenderung mencari pengalaman autentik yang tidak hanya menghibur, tetapi juga edukatif. Hal ini menjadi peluang bagi desa wisata dan pelaku budaya untuk memperkenalkan tradisi Bali secara lebih mendalam.

Pantai Kuta, dengan pemandangan matahari terbenam yang memukau, sekali lagi membuktikan diri sebagai ikon pariwisata Indonesia. Dengan dukungan semua pihak, lonjakan kunjungan wisman ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan pariwisata Bali yang lebih inklusif, modern, dan berkelanjutan.

Baca: Teknologi Bersih Robot Pintar di Pantai Canggu Dekat Kuta