Denpasar, 17Agustus 2025 – Pemerintah Provinsi Bali resmi mengumumkan rencana pembangunan subway modern pertama di Pulau Dewata. Proyek transportasi massal berbasis MRT bawah tanah ini akan dimulai dari kawasan pusat Denpasar sebagai bagian dari strategi besar mengurai kemacetan dan memperkuat infrastruktur urban berkelas dunia. Proyek ini diproyeksikan menjadi tonggak sejarah baru bagi mobilitas Bali.
Menurut Gubernur Bali, subway modern ini akan dibangun dalam beberapa tahap, dimulai dengan rute Denpasar–Sanur yang sepanjang 9 kilometer. Jalur ini dipilih karena konektivitasnya tinggi dengan kawasan wisata internasional serta menjadi jalur padat lalu lintas harian. “Kami ingin menghadirkan transportasi massal aman, nyaman, cepat, dan ramah lingkungan,” ujar Gubernur Bali dalam konferensi pers di Denpasar.
Pembangunan MRT bawah tanah ini akan bekerja sama dengan konsorsium internasional dari Jepang dan Korea Selatan. Teknologi terbaru akan digunakan, termasuk sistem perkeretaapian otomatis, manajemen keamanan canggih, serta desain stasiun yang terintegrasi dengan pusat perbelanjaan dan fasilitas publik. Proyek ini juga akan mengadopsi standar ramah lingkungan dengan emisi rendah.
Pemerintah pusat turut mendukung proyek ini sebagai bagian dari pengembangan infrastruktur strategis nasional. Menteri Perhubungan menyatakan MRT Denpasar akan menjadi contoh baru bagi kota-kota lain di Indonesia. “Bali membutuhkan moda transportasi publik modern karena jumlah wisatawan terus meningkat. MRT bawah tanah adalah solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi,” katanya.
Seiring pengumuman resmi, masyarakat Denpasar menyambut proyek ini dengan antusias. Banyak warga menilai MRT bawah tanah akan membawa Denpasar sejajar dengan kota-kota besar dunia seperti Singapura, Tokyo, atau Bangkok. Keberadaan transportasi massal modern juga diharapkan mampu mengubah gaya hidup masyarakat, dari ketergantungan kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Di sisi lain, kalangan pelaku pariwisata melihat proyek ini sebagai peluang besar. Jalur Denpasar–Sanur diproyeksikan meningkatkan akses wisatawan ke kawasan pantai Sanur yang populer. Hotel, restoran, dan pelaku UMKM optimistis kehadiran MRT akan menambah kunjungan dan memperkuat citra Bali sebagai destinasi global yang modern dan ramah wisata.
Meski demikian, proyek subway bawah tanah ini bukan tanpa tantangan. Beberapa kelompok masyarakat sempat menyuarakan kekhawatiran soal dampak lingkungan dan risiko konstruksi di kawasan padat penduduk. Pemerintah menegaskan setiap tahap akan melalui analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) secara ketat, serta melibatkan pakar lokal maupun internasional untuk memastikan keamanan.
Pendanaan proyek MRT Denpasar diperkirakan mencapai Rp25 triliun. Dana berasal dari kombinasi APBN, APBD, serta pinjaman luar negeri dengan bunga rendah. Pemerintah juga menyiapkan skema investasi publik-swasta (PPP) untuk mendorong partisipasi swasta. Dengan model ini, pembangunan MRT diharapkan bisa lebih cepat terealisasi tanpa membebani anggaran daerah secara berlebihan.
Rencana jangka panjang proyek subway Bali meliputi pengembangan hingga 40 kilometer jalur bawah tanah yang menghubungkan Denpasar, Kuta, hingga Bandara Ngurah Rai. Peta rencana awal menunjukkan Denpasar sebagai pusat simpul, dengan stasiun utama di Lapangan Puputan Badung. Pembangunan jalur akan dilakukan secara bertahap selama 15 tahun ke depan.
Wali Kota Denpasar menyebut pembangunan subway modern ini sebagai warisan untuk generasi mendatang. “Kita ingin Denpasar tidak hanya menjadi kota wisata budaya, tapi juga kota modern dengan sistem transportasi berkelas dunia. Subway ini bukan hanya solusi macet, tetapi juga simbol transformasi Bali ke arah yang lebih maju,” ungkapnya.
Dari sisi sosial, proyek MRT Denpasar juga akan menyerap ribuan tenaga kerja lokal. Pemerintah berjanji memberikan pelatihan teknis kepada warga Bali agar bisa berkontribusi, baik dalam tahap konstruksi maupun operasional. Kehadiran proyek ini diprediksi memberikan efek berganda bagi perekonomian lokal, mulai dari jasa konstruksi hingga sektor perdagangan.
Pakar transportasi dari Universitas Udayana menilai proyek subway bawah tanah ini akan membawa perubahan besar pada tata ruang kota. “Jika terintegrasi dengan bus listrik dan shuttle pariwisata, Denpasar bisa menjadi kota dengan sistem transportasi multimoda terbaik di Indonesia,” jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya edukasi publik agar masyarakat mau beralih ke transportasi umum.
Sementara itu, kalangan generasi muda menyambut optimis proyek ini. Mereka menilai kehadiran MRT bawah tanah akan membawa nuansa baru bagi kehidupan urban di Denpasar. “Akhirnya Bali punya transportasi modern seperti di luar negeri. Rasanya bangga bisa naik MRT di kota sendiri,” ujar Ni Luh Ayu, mahasiswa yang tinggal di Denpasar.
Dengan segala pro dan kontra, pembangunan subway modern di Bali kini memasuki tahap awal. Pemerintah menargetkan konstruksi dimulai pada pertengahan 2026, setelah seluruh kajian teknis, AMDAL, dan pembebasan lahan rampung. Jika sesuai rencana, jalur pertama Denpasar–Sanur akan mulai beroperasi pada tahun 2030.
Lahirnya proyek MRT bawah tanah di Denpasar menandai era baru dalam sejarah transportasi Bali. Dari solusi kemacetan hingga simbol modernitas, subway modern ini bukan hanya infrastruktur, melainkan gambaran visi Bali menuju masa depan yang lebih hijau, efisien, dan berdaya saing global.